Sebanyak 76 orang etnis Rohingya, Myanmar, yang terdampar di Pulau Aceh, Senin (8/4), dipindahkan ke penampungan sementara di komplek Balai Pelatihan Guru (BPG), Desa Neheun, Aceh Besar.
Imigran Myanmar yang vterdampar sejak Minggu (7/4) itu diangkut dengan kapal nelayan dari Pulau Aceh ke Dermaga Lampulo, Banda Aceh. Selanjutnya mereka diberangkatkan dengan mengunakan dua bus menuju ke lokasi penampungan. Dari 76 imigran ini, lima di antara mereka wanita dan anak-anak yang masih berumur delapan hingga 10 tahun.
Warga muslim Rohingya ditemukan oleh nelayan Pulo Aceh, Aceh Besar, saat terombang ambing di laut dengan kondisi mesin kapal rusak pada Minggu sore. Mereka dalam kondisi kritis akibat kekurangan makanan. Imigran tersebut berencana hendak menuju Australia untuk mencari suaka.
Kapolres Aceh Besar Ajun Komiasris Besar Djadjuli mengatakan kondisi etnis Rohingya itu kini mulai stabil setelah mendapat makanan dari warga Pulo Aceh
yang membantu sejak mereka diselamatkan ke pulau itu. "Saat diselamatkan mereka dalam kondisi lemas. Mungkin karena kehabisan stok makanan," kata Djajuli di Banda Aceh.
Menurutnya, mereka diselamatkan ke Pulau Aceh setelah sempat terkatung-katung di laut lepas selama beberapa hari akibat perahu yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar. "Kami belum memperoleh keterangan dari mereka karena kondisi mereka masih lemah," ujarnya.
Editor: Patna Budi Utami